keep dreaming and reach that!!!

CURCOL

TUGAS! TUGAS! TUGAS!

 

Hanya kalimat itu yang sekarang mengiang ditelingaku dan teman-temanku. Minggu pertama masuk aja, kita udah dijejelin sama yang namanya tugas!

 

hmm, kita cuma bisa pasrah deh sama keadaan.

 

tetep semangat kawan!!!

kamu, gadisku! part 1

Main Cast :

Lee Taemin as Taemin SHINee

You as Cheo (Your Name)

Choi Minho as Minho SHINee

Other Cast :

Lee Jinki as Onew SHINee

Kim Jonghyung as Jonghyun SHINee

Kim Kibum as Key SHINee

Sulli f(x) as Sulli f(x)

 

Hot news!

Lee Taemin, anggota SHINee digosipkan menyukai sesama jenis. Alasannya karena dia terlihat dekat dengan Choi Minho anggota SHINee lainnya dan kalian bisa lihat mukanya yang terlihat sangat cantik dan menggemaskan itu. Benarkah? Haha.

Kita tunggu saja jawaban dari Lee Taemin sendiri. Ah tapi Taemin-ssi sekarang selalu menghindar dari kejaran awak media. Tapi dia pernah berjanji akan membuktikan kalau dia bukan seorang gay. Membuktikan seperti apa? Dia mengatakan dengan cara langsung menunjukkan siapa gadis yang ia cintai dan ia pacari.

Taemin P.O.V

Sial!! Sial!! Kenapa semua berita gosip di TV semakin mengada-ada, sebelumnya tak ada yang mempermasalahkan kedekatanku dengan Minho hyung. Bahkan aku yang digosipi saja tak merasakan perasaan lebih dengannya. Keterlaluan! Dasar netizen kurang kerjaan! Membuat berita yang benar-benar kelewat batas. Argh!!!!

“Tenanglah, pasti berita ini akan menguap begitu saja”, kata Onew hyung sambil mematikan TV.

“Ya maknae! Biarlah orang bicara apa, yang penting kamu ini normal!”, sambung Minho hyung tenang.

“Kau bisa setenang itu hyung?? Berita ini menjadi topik utama beberapa minggu terakhir!”

Akupun beranjak dari sofa dan meninggalkan mereka yang hanya menggeleng-gelengkan kepala. Mereka tak mengerti perasaanku, digosipi dengan hal yang sama selama berminggu-minggu. Malahan semakin parah gara-gara ada fotoku yang memeluk Minho hyung. Sebenarnya itu bukan pelukan, tapi aku menahan Minho hyung yang hampir terjatuh karena terpeleset. Argh!!!! Kenapa harus digosipi seperti ini! Lebih baik aku digosipi menjadi korban bullying di sekolah atau apalah. Ini telah membunuh karakterku.

“I’m not gay!!!!!!!!!”, pekikku kesal.

Aku menutup kuping dengan bantal di kamar, tak ingin mendengar semuanya. Ada yang mengelus-elus rambutku. Ah Key hyung, dia pasti datang untuk menenangkanku. Dia satu-satunya orang yang mengertiku.

“Don’t give up! Fighting!”, katanya sambil mengangkat kepalan tangan kanannya.

Aku hanya memandangnya dengan lemas. Aish! Besok ada acara disalah satu stasiun TV, pasti wartawan sudah menunggu untuk melepas berjuta pertanyaan padaku. Aku harus apa?? Harus apa? Sial!! Aku mulai memukuli bantal yang ada didepanku.

“Hei! Kenapa?”, tanya Key hyung sembari menahan tanganku.

“Besok ada acara disalah satu stasiun TV kan hyung?”

“Uhm! Lalu?”

“Aku harus bagaimana hyung kalau wartawan menanyai tentang gosip itu?”

“Bila kau bisa menjawabnya, jawablah. Tapi bila tidak, tersenyum dan tinggalkan saja mereka. Simple kan?”

Ide yang bagus! Mungkin aku akan melakukannya besok, tapi.. ku harap besok tak ada lagi gosip miring itu.

“Heh! Sebaiknya kau tidur, kau terlalu letih mendengar kabar yang tak benar itu hari ini”

Aku menyetujui nasihat Key hyung tadi. Mata mulai kupejamkan perlahan.

Read the rest of this entry »

Huh! Jantungku rasanya tak lelah untuk berdetak dengan cepat untuk menunggu respons dari Ael. Teman-temanku pun menyemangati Ael untuk menjawab pernyataanku tadi. Tapi, kulihat wajah Ael yang berubah menjadi tak bersemangat. Astaga! Apa dia akan..

Duar!

Ya tuhan!!! Dia memecahkan balon YES, aku mati rasa sekarang, aku ingin menangis sekarang. Ku rasakan tangan Jo yang mengelus punggungku. Ael menghampiriku,

Sorry, aku gak bisa Res”

“Kenapa?”

You’re my best friend, i cann’t, sorry”

“Apa hubungannya?”

“Aku ingin persahabatan kita ini murni adanya, aku menyayangimu layaknya sahabat”

Lalu Ael melepaskan kalung yang kuberikan tahun lalu itu.

“Kenapa di lepas?”

“Kalung ini gak pantes aku pake, lebih baik kamu kasih ke orang yang lebih cocok”, dia memberikan kalung itu dalam genggamanku dengan senyuman di bibirnya yang tipis.

Aku tak dapat berbicara lagi, tubuhku lemas. Rafael menyanggupi untuk mengantar Ael pulang, sedangkan teman-temanku yang lain bersamaku untuk menghibur.

Hampa yang kurasakan

Mungkin hampa akan menjadi teman dalam waktuku yang senggang

Ini sebuah kebodohan yang sangat besar dalam hidupku. Aku terlalu berharap akan satu cinta yang tak akan pernah bisa jadi milikku. Berhari-hari ku cerna semua perkataan Ael.

Aku ingin persahabatan kita ini murni adanya, aku menyayangimu layaknya sahabat

Mungkin benar apa katanya, sahabat haruslah menjadi sahabat selamanya. Apabila aku merasakan getaran yang hangat, itu hanya perasaan sayang layaknya seorang sahabat. Berhari-hari juga ku bangun semua semangatku, ku tak ingin terpuruk ke sekian kalinya. Aku ingin terus berdiri menantang matahari. Aku ingin jatuh cinta lagi, tak ingin seperti ini lagi.

Hmm, dua hari ke depan sepertinya liburan akhir semester akan berakhir. Semua perlengkapan telah dipack. Hari ini akan ku habiskan bersama teman-temanku, bukan Ael. Ael, setelah insiden penembakan itu, aku belum bisa menghubunginya. Aku mengalami shock berat akan kegagalan itu. Bukan marah, bukan.. tapi terlalu sakit apabila ku dengar halus suaranya. Lebih baik seperti ini dulu, sampai hatiku dapat sedikit terbuka untuk menerima kenyataan ini. Kami kumpul di cafe langganan kami.

“Lo yang traktir kan Res?”, tanya Jo sambil mengangkat segelas jus jeruk yang ada ditangan kanannya.

“Ya, tapi kalian jangan maruk. Duit gue kan terbatas”

“Ha! Bukannya duit lu unlimited?”, canda Albrama.

“Mangnya gue mesin ATM apa?”

“Res, lusa lo balik lagi ke sana?”, sahut Deri.

Aku hanya menjawabnya dengan mengangguk. Bersama teman-temanku disini, bercanda, menjahili Gilang, aku dapat melupakan rasa sakitku. Mereka adalah teman yang sangat pengertian, mereka tak pernah membahas Ael saat sedang bersamaku.

Read the rest of this entry »

“Fares, ini Radit. Radit, ini Fares,”

Lelaki itu bernama Radit, dia menggapai tanganku. Akupun memperkenalkan diriku padanya.

“Oh ya! Fares, Radit ini adalah sepupu aku”

Hah? Apa yah? Takut salah denger nih kupingku.

“Siapanya kamu?”, tanyaku untuk memperjelas.

“Hih..! Dia sepupu aku!”

“Jadi dia bukan tunangan kamu?”

“Tunangan apa?”

“Yang acara keluarga itu, acara apa el?”

“Oh, waktu kamu pulang dari Jerman yah? Tu sih acara keluarga doang, ngumpul-ngumpul gitu, tunangan ap sih? Aneh banget kamu”

Horee!! Pengen banget sekarang aku loncat-loncat girang, ngedance sana-sini buat mengekspresikan kegembiraan. Tapi aku hanya bisa tersenyum tipis di depan mereka. Oh Tuhan syukurlah kalau begitu adanya. Sepertinya aku semangat untuk merencanakan hari dimana aku akan mengatakan ‘satu kata’ itu. Karena penembakan ini akan menjadi pertama untukku dan mudah-mudahan ini yang terakhir, aku tak ingin semuanya kaku, tak mengesankan, dan tak enak diingat.

H-7

Aku mengkonsep semua rencana, coba ku ingat.. apa yang ia suka yah? . Spongebob, Doraemon, Bintang, hmm terlalu rumit. Atau pakai imajinasiku saja yah? Aku search barang-barang yang kubutuhkan. Jam 23.00, waktunya untuk tidur agar fisikku segar bugar mencari barang-barang besok.

H-6

09.00, Blok M itu tempat tujuanku. Hari ini sepertinya aku akan menjadi sophaholic just for today. Okay? Jam tanganku menunjukkan angka 15.48, lelah rasanya. Kucukupkan saja belanjanya, kulihat kantong belanjaan. Hmm, i think enough.

H-5

Aneh rasanya kalau aku bekerja sendirian, ku hubungi teman-temanku dengan satu sms yang sama dan memforwardnya. Rafael, Tivandra, Jo, Gilang, Deri, dan Albrama, itu teman-teman dari semasa kecil. Mereka selalu ada saat aku membutuhkan, ya! Selain Ael, merekalah manusia yang ada dalam daftar hidupku. Aku meng-sms mereka dengan maksud untuk memohon bantuan Read the rest of this entry »

Tari Saman adalah sebuah tarian suku Gayo yang biasa ditampilkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adat. Syair dalam tarian Saman mempergunakan bahasa Arab dan bahasa Gayo. Selain itu biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad saw. Dalam beberapa literatur menyebutkan tari Saman di Aceh didirikan dan dikembangkan oleh Syekh Saman, seorang ulama yang berasal dari Gayo di Aceh Tenggara.

Makna dan Fungsi

Tari saman merupakan salah satu media untuk pencapaian pesan (dakwah). Tarian ini mencerminkan pendidikan, keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan dan kebersamaan.

Sebelum saman dimulai yaitu sebagai mukaddimah atau pembukaan, tampil seorang tua cerdik pandai atau pemuka adat untuk mewakili masyarakat setempat (keketar) atau nasihat-nasihat yang berguna kepada para pemain dan penonton.

Lagu dan syair pengungkapannya secara bersama dan kontinu. Penyajian tarian tersebut dapat juga dipentaskan, dipertandingkan antara group tamu dengan grup sepangkalan (dua grup). Penilaian ditititk beratkan pada kemampuan masing-masing grup dalam mengikuti gerak, tari dan lagu (syair) yang disajikan oleh pihak lawan. Read the rest of this entry »

Satu minggu sepertinya kalau tak salah hitung, aku terbaring sakit. Selama itu pula Ael selalu merawatku. Aku tak pernah menanyakan acara besar yang membuatku sangat shock itu. Atau sebenarnya aku selalu berharap tak pernah ada acara besar itu. Kesehatanku membaik, apakah mungkin aku sakit karena shock. Shock yang membuat hati ini terluka, dan aku tahu sekarang obat apa yang cocok untuk patah hati, yaitu cinta itu sendiri, he. Read the rest of this entry »

Aku masih menangis, ku tahu Pak Tanto memergoki diriku yang sedang menangis di jok belakang. Tiba-tiba mobil berhenti, ku mengangkat kepalaku perlahan dan mengusap air mata yang sedari tadi membanjiri pipiku. Ku lihat ke luar kaca mobil, oh ternyata sudah sampai di rumah. Entah kenapa sebelum berangkat aku begitu senang karena “pulang kampung”, tapi sekarang “pulang kampung” itu sepertinya akan ku hapus dari daftar hidupku di Jerman nanti. Ku kuatkan tubuhku yang sedari tadi melemas, mungkin karena shock berat. Bayangkan! Aku patah hati pertama kalinya, bahkan sebelum memulai cinta. Ironis sekali kehidupan seorang “Fares Rivaldi” ini. Ku melangkah dengan berat ke dalam rumah. Tiba-tiba..

SURPRISE!!!!

Rumah di penuhi dengan berbagai macam hiasan, di lantai dua ku lihat ada kalimat “Welcome Home Fares”, ada balon, kue-kue, dan lain-lain. Semua orang di rumah berteriak kata itu, bertepuk tangan dan satu persatu memelukku dengan erat. Mulai dari bunda, ayah, bi Inem, Pak Said dan Indra anak bi Inem, mungkin berusia 13 tahun. Aku hanya memaksakan untuk tersenyum, bunda menarikku ke meja makan yang di penuhi dengan makanan kesukaanku. Nasi goreng, ayam goreng, dan.. ah aku tak memperhatikan makanan yang lain, aku terlalu pusing saat ini.

Satu porsi makanan kini ada di hadapanku, aku memakannya hanya sedikit. Perutku terasa sedikit mual, seperti tak nafsu makan. Bunda sadar, aku tak berselera saat ini.

“Nak, kamu sakit?”, tanya bunda sambil memegang keningku dengan punggung tangannya.

“Cuma cape bunda”, kilahku.

“Tidak, kamu demam, wajahmu pun pucat! Ayo ke kamarmu, nanti bunda akan mengompresmu”

Aku mengangguk tanda setuju untuk segera ke kamarku. Aku berjalan pelan, dipapah dengan Indra tentunya. Karena aku tak sanggup berjalan sendiri dalam keadaan seperti ini ke kamarku yang berada di lantai dua. Ku buka kamarku, ku hirup aroma terapi yang di pasang bi Inem agar aku rileks. Ku menghempaskan badan ke kasur. Tak lama, bunda datang dengan membawa wadah yang isinya batu es untuk mengompresku dan termometer.

Berat sekali kepalaku ini, aduh..

Aku masih mencari Ael, kutemukan dia sedang duduk di bangku taman sedang ngobrol dengan seorang lelaki yang kulihat hanya punggungnya. Dia terlihat sangat ceria, benar-benar ceria. Baru kali ini, keceriaannya membuatku sakit. Read the rest of this entry »